Kemayoran, Jakarta Pusat — Kebakaran hebat melanda kawasan Jalan Gempol, RT 02 hingga RT 09 RW 05, Kemayoran, Jakarta Pusat, Pada tanggal 10 Desember lalu. Peristiwa ini menghanguskan sekitar 200 rumah semi permanen, menyebabkan 1.800 jiwa dari 600 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, penyebab kebakaran berasal dari ledakan kompor salah satu warga. Kondisi pemukiman yang padat di kawasan tersebut membuat api sangat mudah menjalar dan menghanguskan rumah-rumah yang berada disekelilingnya. Saat ini, warga terdampak mengungsi di beberapa lokasi, termasuk di SDN 09 Kebon Kosong, Masjid Al-Ihsan RT 02, dan Lapangan Jusuf Hamka yang terletak di samping Hotel Grand Palace Kemayoran. Namun, sejak dua hari yang lalu, posko pengungsian telah dipusatkan di Lapangan Jusuf Hamka untuk mempermudah koordinasi. Berdasarkan laporan pandangan mata penulis, pengungsi korban kebakaran ini sudah berkurang dikarenakan beberapa dari yang lainnya sudah pindah kerumah kerabat atau keluarga terdekat dan sisanya yang masih menunggu kejelasan dari pihak pemerintah setempat.
Posko pengungsian ini diperkirakan tetap beroperasi hingga tanggal 19 Desember 2024 sambil menunggu arahan lebih lanjut. ”Untuk sementara pengungsi tetap berada di sini dulu. Apakah nanti akan direlokasi ke rumah susun atau tidak, masih menunggu arahan dari kelurahan setempat,” ujar Rifky, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Gagasan untuk melakukan relokasi ke Rusun di daerah Jakarta Timur pun mendapatkan penolakan dari beberapa warga, khususnya mereka yang sudah lama tinggal dan bekerja di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. ”Tempat ini adalah sumber mata pencaharian saya dan sangat strategis untuk mencari pekerjaan. Jika kami pindah ke Rusun maka akan sulit bagi kami untuk mencari kerja,” jelas Lidia, salah satu korban kebakaran.
Ia berharap, alih-alih memindahkan para korban ke rusun, akan lebih baik jika pemerintah memberikan bantuan berupa dana ataupun bahan material untuk membangun kembali rumah mereka. ”Kami tidak mau pindah ke rusun yang akhirnya bisa memberikan masalah baru bagi kami,” sambung wanita yang bersyukur semua anggota keluarganya selamat dari kebakaran, meskipun seluruh harta bendanya hangus tak bersisa tersebut.
”Untuk kebutuhan logistik seperti makanan, selimut, karpet, kasur, dan obat-obatan yang disediakan di posko pengungsian tersebut sudah terpenuhi berkat bantuan dari berbagai pihak donatur dan relawan,” ujar wanita yang mata pencahariannya direbut oleh si jago merah tersebut. Namun demikian ia menyebutkan masih ada kekurangan pada beberapa kebutuhan, seperti bantal yang belum mencukupi untuk semua pengungsi.
Ibu Lidia dan warga korban kebakaran lainnya berharap agar bantuan segera mereka terima, sehingga mereka bisa menjalani hidup normal kembali seperti biasanya.
Kebakaran di Kemayoran ini menjadi salah satu peristiwa besar yang menuntut perhatian pemerintah dan berbagai pihak untuk memberikan bantuan jangka panjang bagi para korban. Diharapkan ada solusi yang adil dan tepat untuk membantu mereka memulai kembali kehidupan pasca musibah ini.
Anggota Kelompok 8 :
1. Riezkhairunnisa Alsyifa K. - 44220426 - ( Reporter )
2. Mas Sulaiman Suryo Sumirat - 44220301 - ( Cameramen )
3. Riko Prasetyo - 44220289 - ( Editor )
0 Komentar